Walaupun seringkali diabaikan, warna dapat memiliki makna filosofis yang dalam dan dapat mengungkapkan sesuatu tentang kepribadian seseorang atau bahkan suatu agama. Dalam Islam, warna juga memiliki makna penting dan bahkan Nabi Muhammad SAW memiliki warna yang tidak disukai. Gambar oleh Elisa dari Pixabay Menurut riwayat, Nabi Muhammad SAW tidak menyukai warna merah karena warna tersebut dikaitkan dengan kekuasaan dan kekayaan. Selain itu, warna merah juga dikaitkan dengan darah dan kekerasan, yang bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan pada kedamaian dan kasih sayang. Namun, bukan hanya warna merah yang tidak disukai Nabi Muhammad SAW. Riwayat juga menyebutkan bahwa Nabi tidak menyukai warna kuning terang, hijau tua, dan biru tua. Warna-warna ini dikaitkan dengan keangkuhan, kedegilan, dan kesombongan, yang bertentangan dengan sifat lembut dan rendah hati yang dianjurkan dalam Islam. Dalam Islam, warna yang dianggap baik adalah warna putih karena melambangkan kesucian, ke
Photo by Pixabay from Pexels Imam Syafi'i, atau nama lengkapnya Muhammad bin Idris bin Abbas al-Shafi'i, adalah seorang ulama besar dalam sejarah Islam. Beliau lahir pada tahun 767 Masehi di kota Gaza, Palestina, dan meninggal pada tahun 820 Masehi di Mesir. Imam Syafi'i dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam pengembangan ilmu fiqh atau hukum Islam, serta sebagai salah satu pendiri mazhab Syafi'i. Imam Syafi'i dikenal sebagai sosok yang sangat tekun dan rajin dalam menuntut ilmu. Beliau mulai belajar sejak usia muda dan terus menimba ilmu dari berbagai sumber sampai akhir hayatnya. Selain sebagai seorang ulama, Imam Syafi'i juga dikenal sebagai seorang penyair dan ahli bahasa Arab yang mahir. Salah satu kutipan terkenal dari Imam Syafi'i adalah: "Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat." Kutipan ini menekankan bahwa tujuan sebenarnya dari belajar ilmu adalah untuk memperoleh manfaat dari ilmu tersebut, bukan sekedar menghafa